Kamis, 04 November 2010

Perkembangan Teknologi Informasi dilihat dari Sisi Ekomoni, Psikologi dan Geografi


Perkembangan TI (Teknologi Informasi) dari sisi Ekonomi
Perkembangan Teknologi Informasi memacu suatu cara baru dalam kehidupan, dari kehidupan dimulai sampai dengan berakhir, kehidupan seperti ini dikenal dengan e-life, artinya kehidupan ini sudah dipengaruhi oleh berbagai kebutuhan secara elektronik. Dan sekarang ini sedang semarak dengan berbagai huruf yang dimulai dengan awalan e seperti e-commerce, e-government, e-education, e-library, e-journal, e-medicine, e-laboratory, e-biodiversiiy, dan yang lainnya lagi yang berbasis elektronika.
Sampai dua ratus tahun yang lalu ekonomi dunia bersifat agraris dimana salah satu ciri utamanya adalah tanah merupakan faktor produksi yang paling dominan. Sesudah terjadi revolusi industri, dengan ditemukannya mesin uap, ekonomi global ber-evolusi ke arah ekonomi industri dengan ciri utamanya adalah modal sebagai faktor produksi yang paling penting. Menjelang peralihan abad sekarang inl, cenderung manusia menduduki tempat sentral dalam proses produksi, karena tahap ekonomi yang sedang kita masuki ini berdasar pada pengetahuan (knowledge based) dan berfokus pada informasi
(information focused).Dalam hal ini telekomunikasi dan informatika memegang peranan sebagai teknologi              kunci (enabler
technology). Kemajuan teknologi informasi  dan  telekomunikasi begitu pesat, sehingga memungkinkan diterapkannya cara-cara baru yang lebih efisien untuk produksi, distribusi dan konsumsi barang dan jasa. Proses inilah yang membawa manusia ke dalam Masyarakat atau Ekonomi Informasi. Masyarakat             baru ini  juga        sering     disebut
sebagai masyarakat pasca industri. Apapun namanya, dalam era informasi, jarak fisik atau jarak geografis tidak lagi menjadi faktor dalam hubungan antar manusia atau antar lembaga usaha,   sehingga jagad ini
menjadi suatu dusun semesta atau "Global village”. Sehingga sering   kita dengar istilah "jarak sudah mati" atau "distance is dead" makin lama makin nyata kebenarannya.
Saat ini telah banyak para pelaku ekonomi, khususnya di kota-kota besar yang tidak lagi menggunakan uang tunai dalam transaksi pembayarannya, tetapi telah memanfaatkan layanan perbankan modern.
Layanan perbankan modern yang hanya ada di kota-kota besar ini dapat dimaklumi karena pertumbuhan ekonomi saat ini yang masih terpusat di kota-kota besar saja, yang menyebabkan perputaran uang juga terpusat di        kota-kota               besar. Sehingga sektor
perbankan pun agak lamban dalam ekspansinya ke daerah-daerah. Hal ini sedikit banyak disebabkan oleh kondisi infrastruktur saat ini selain aspek geografis Indonesia yang unik dan luas.
Untuk menunjang keberhasilan operasional sebuah lembaga keuangan/perbankan seperti bank, sudah pasti diperlukan sistem informasi yang handal yang dapat diakses dengan mudah oleh nasabahnya, yang pada akhirnya akan bergantung pada teknologi informasi online, sebagai contoh, seorang nasabah dapat menarik uang dimanapun dia berada selama masih ada layanan ATM dari bank tersebut, atau seorang nasabah dapat mengecek saldo dan mentransfer uang tersebut ke rekening yang lain hanya dalam hitungan menit saja, semua transaksi dapat dilakukan.
Pengembangan teknologi dan infrastruktur telematika di Indonesia akan sangat membantu pengembangan industri di sektor keuangan ini, seperti perluasan cakupan usaha dengan membuka cabang-cabang di
daerah, serta pertukaran informasi antara sesama perusahaan asuransi, broker, industri perbankan, serta lembaga pembiayaan lainnya. Institusi perbankan dan keuangan telah dipengaruhi dengan kuat oleh pengembangan
produk dalam teknologi informasi, bahkan mereka tidak dapat beroperasi lagi tanpa adanya teknologi informasi tersebut. Sektor ini memerlukan pengembangan produk dalam teknologi informasi untuk memberikan jasa­jasa mereka kepada pelanggan mereka. <br/>

Perkembangan TI (Teknologi Informasi) Psikologi

Kekuatan informasi melalui teknologi yang modern dan canggih, selain untuk dipergunakan bagi kepentingan yang positif, tidak sedikit juga dipergunakan untuk kepentingan yang negatif. informasi dari belahan dunia manapun dengan isi segala materi isinya sangat mudah menyebar dan merasuk ke ruang-ruang kesadaran masyarakat melalui kemajuan teknologi informasi. Nilai- nilai yang dulu dianggap sakral, kini mulai bergeser menjadi hal yang dianggap tidak memiliki makna lagi. Dengan teknologi informasi siapapun bisa menjadi berita dan siapapun dapat menyerapnya tanpa filter dan saringan yang memadai.
Sebagai contoh nyata, perkembangan jejaring sosial di internet seperti FaceBook dan Twiter tanpa disadari telah membentuk budaya hidup baru. Tentunya fenomena tersebut memiliki manfaat seperti jaringan silaturahmi dan menyebarkan nilai-nilai positif lainnya. Namun tidak dapat dipungkiri juga bahwa hal tersebut juga membentuk sikap dan prilaku negatif masyarakat, Oleh karena itu, kondisi tersebut perlu konstruksi nyata dari para ulama, kyai dan tokoh agama agar ikut berperan aktif dalam masalah-masalah tersebut. Posisi ulama dan tokoh agama saat ini tidak cukup hanya sebagai pendakwah yang hanya berada pada level moral. Namun juga harus ikut mengentaskan berbagai persoalan nyata yang dihadapi masyarakat.
Tentunya ulama tetap menjaga keulamaannya, namun melihat kondisi yang dinamis karena cepatnya perubahan, maka peran ulama, kyai, ustad dan tokoh agama harus lebih ditingkatkan, minimal dapat mengikuti perkembangan yang terjadi.
Hal ini diperlukan agar masyarakat dapat dikawal dan dibina sesuai dengan dinamikanya, sehingga eksistensi ulama kyai, ulama dan ustad tetap menjadi penjaga moral yang tidak pernah lekang dari zaman.
"Peran orang tua juga sangat dituntut untuk lebih mengawasi anak-anaknya agar jangan sampai menyerap informasi yang dapat merusak moral dan keyakinan mereka <br/>
Perkembangan TI (Teknologi Informasi) Geografis

Sistem Informasi Geografis (SIG) atau juga dikenal sebagai Geographic Information System (GIS)
akhir-akhir ini mengalami perkembangan yang berarti seiring kemajuan teknologi informasi.
Bergulirnya otonomi daerah beberapa tahun lalu dan peningkatan kebutuhan akan perlunya informasi
kebumian dalam rangka pengelolaan sumberdaya alam menjadi pemicu peningkatan ini di Indonesia.

Ada beragam definisi dari para pakar mengenai SIG tersebut, intinya SIG adalah sebuah sistem untuk
pengelolaan, penyimpanan, pemrosesan, analisis dan penayangan (display) data yang terkait dengan
permukaan bumi.
Sistem tersebut untuk dapat beroperasi membutuhkan perangkat keras (hardware) dan perangkat
lunak (software) juga manusia yang mengoperasikannya (brainware). Secara rinci SIG tersebut dapat
beroperasi membutuhkan komponen-komponen sebagai berikut :
Orang..........yang menjalankan sistem
Aplikasi......prosedur-prosedur yang digunakan untuk mengolah data
Data............informasi yang dibutuhkan dan diolah dalam aplikasi
Software.....perangkat lunak SIG
Hardware....perangkat keras yang dibutuhkan untuk menjalankan sistem

Manfaat SIG
Tak lengkap rasanya apabila membicarakan SIG tanpa mengetahui manf'aat yang dapat
diperoleh. Dengan SIG kita akan dimudahkan dalam melihat fenomena kebumian dengan perspektif
yang lebih baik.SIG mampu mengakomodasi penyimpanan, pemrosesan, dan penayangan data spasial
digital bahkan integrasi data yang beragam, mulai dari citra satelit, foto udara, peta bahkan data
statistik. Dengan tersedianya komputer dengan kecepatan dan kapasitas ruang penyimpanan besar
seperti saat ini, SIG akan mampu memproses data dengan cepat dan akurat dan menampilkannya. SIG
juga mengakomodasi dinamika data, pemutakhiran data yang akan menjadi lebih mudah.
Ambil contoh seperti kondisi Aceh yang beberapa waktu lalu dihempas tsunami yang
mengakibatkan korban dan kerugian yang banyak sekali. Bayangkan dengan citra satelit yang
beresolusi tinggi kita dapat melihat kondisi suatu lokasi dipermukaan bumi secara akurat. Kemudian
hasil survey rekan-rekan yang bekerja dilapangan dapat langsung di masukkan dalam database spasial
yang telah ada sebelumnya untuk mengetahui lokasi rawan dan butuh segera ditangani.

Perkembangan SIG Saat Ini
Berbicara perkembangan SIG saat ini kiranya tidak lengkap tanpa menyinggung perkembangan
teknologi informasi (TI). Saat ini teknologi informasi sudah sangat maju, telah ada internet yang
menjembatani komunikasi tanpa batas, perkembangan webserver, harddisk dalam kapasitas terrabyte
dan sebagainya. Dalam lingkup SIG juga muncul teknologi mapserver seperti ArcIMS buatan ESRI
yang merupakan salah satu raksasa produsen perangkat lunak SIG dari Amerika. Ketika di dunia TI
muncul komunitas opensource, di bidang SIG juga muncul komunitas serupa. Misalnya komunitas
yang bernaung pada Inovagis.org, MapWindow.org yang membuat activeX untuk pengembangan
perangkat lunak SIG secara gratis. ActiveX tersebut tersedia dalam bahasa pemrograman Visual Basic
maupun C++ sehingga dapat leluasa dikembangkan oleh rekan-rekan yang telah belajar bahasa
tersebut.
SIG juga tidak hanya tersedia untuk platform Windows, tetap telah ada pula yang
mengembangkan SIG untuk Linux yang dikenal opensource, misalnya GRASS GIS (Geographic
Resource Analysis Support System) yang sudah include di Knoppix GIS, juga tersedia GRASS untuk
Solaris, MacOS X, IBM AIK dan masih banyak lagi. Selain itu masih banyak perangkat lunak SIG
yang berlisensi GNU Public License seperti SAGA (System for Automated Geoscientific Analyses),
DIVA-GIS yang dikhususkan untuk pemetaan dan analisis biodiversity, kemudian ada MapWindow,
Jshape yang berbasis java juga tidak kalah mutakhirnya. Jshape merupakan jalan menggunakan dari
Google Map API dan beberapa aplikasi mobile